Cahaya di atas Cahaya

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nuur 35)

I do Love These Aayats

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

1. Mereka menanyakan padamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman. 2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. 3. (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kamu berikan kepada mereka. 4. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. 5. Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. 6. Mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu). 7. Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar-benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya. 8. Agar Allah memperkuat yang baik (Islam) dan menghilangkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. 9. (ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu. “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” 10. Dan tidaklah Allah menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Alah. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. Al-Anfal 1-10)

Coba deh teman-teman cari tahu makna dari ayat-ayat di atas. Keren banget lho…sampai merinding. hehe….:P

Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya…

Ingin Jatuh Cinta…;)

Saya perlu berterimakasih kepada tim nasyid Edcoustic Bandung…^^ karena sudah membuat saya akhir-akhir ini kembali menginginkan untuk jatuh cinta…lagi dan lagi sampai ketagihan akut…

Perasaan jatuh cinta yang tidak pernah menimbulkan sakit, seperti ketika kita jatuh cinta pada sesorang atau sesuatu. Perasaan jatuh cinta yang bisa menjadi begitu abadi. Yang tidak perlu membuat kita bertepuk sebelah tangan atau merasa dikhianati, meski tahu bahwa Sang Kekasih tidak hanya mencintai diri ini seorang.

Jatuh cinta yang ini hanya mengenal kata bahagia, tidak ada kecewa apalagi khawatir bahwa Sang Pujaan Hati akan menampik perasaan hati. Jatuh cinta yang ini hanya mengenal satu pemikiran, yaitu positive thinking dan itu mutlak. Tak ada keragu-raguan dan sejatinya tidak perlu ada keragu-raguan.

Hasrat cinta ini dapat membuat orang yang sedang jatuh cinta mencintai banyak hal dengan ikhlash dan pada kadar yang tepat. Hasrat cinta ini dapat membuat orang yang sedang jatuh cinta jadi dicintai oleh lingkungan sekitarnya, tidak hanya manusia…wOw…^^

Hmm…jatuh cinta pada apakah itu? Begitu ideal sekali. Siapa pun pasti ingin, siapa pun pasti mendamba. Karena hakikatnya setiap manusia di dunia ini hidup ingin mencari bahagia. Namun mereka khawatir jika salah menempatkan cinta, mereka akan tersakiti (tentu saja, tak ada yang ingin tersakiti, atau ada? :p).

Jadi, jatuh cinta pada siapa? Jawabannya, jatuh cinta pada Tuhan kita, teman…ya…pada Tuhan kita…pada Allah SWT, Tiada Ilah selain Dia. Sungguh indah sekali. Hatimu akan berbunga-bunga dengan abadi. Takkan berubah jadi duka. Jika pun berubah, bukan karena Sang Kekasih, tapi karena diri kita sendiri. Dan Sang Kekasih akan tetap membuka hati-Nya untuk kita, kapan pun, dimana pun, setiap kali kita menyadari salah dan ingin kembali. Hoho…jadi, seperti yang telah saya katakan, tak perlu ragu dan khawatir dikhianati. Nah…nah…justru kitalah yang perlu selalu introspeksi diri, apakah kita yang mengkhianati cinta-Nya? Duuh, betapa tidak tahu malunya diri ini…

Tuhan betapa aku malu

Atas semua yang Kau beri

Padahal diriku terlalu sering membuat-MU kecewa
Entah mungkin karna ku terlena

Sementara Engkau beri aku kesempatan berulang kali

Agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia

Untuk menghambakan-MU
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapan-MU

Aku ingin mencintai-MU setulusnya,

Sebenar-benar aku cinta
Dalam do’a

Dalam ucapan

Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-MU selamanya
Sehina apapun diriku
Kuberharap untuk bertemu dengan-MU, ya Rabbi

Oleh: Edcoustic

So, saya hanya ingin memberitahukan ini, teman. Mari kita bangun keinginan yang kuat untuk jatuh cinta. Jangan khawatir, meski Dia membalas cinta saya, cinta-Nya padamu takkan berkurang sedikit pun ^^. Kita akan dicintai dengan penuh tanpa merasa terbagi. Dan aku takkan pernah menjadi sainganmu…^^v

Mari…mari, jatuh cinta lagi…:D

Jagalah Allah, Allah menjagamu

Saya baru saja mendapatkan materi tentang hadits arba’in yang ke-19 ini.

Dari Abu Al-Abbas Abdullah bin Abbas ra. Berkata: Suatu hari aku berada di belakang Nabi saw. Lalu beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Dia akan selalu bersamamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering. (HR Tirmidzi. Dia berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)

Dalam riwayat lain dari Tirmidzi dengan redaksi: “Jagalah Allah, niscaya engkau akan senantiasa mendapatiNya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu lapang niscaya Dia akan mengenalimu di saat kesulitan, ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu selalu mengiringi kesabaran, jalan keluar selalu mengiringi cobaan dan kemudahan itu selalu mengiringi kesusahan.”

Hadits ini membuat saya selalu berpikir positif, berani, dan percaya diri sebab yakin selalu ada Allah di dekat saya yang melihat, menjaga, dan menuliskan takdir-takdir terbaiknya untuk saya.

Hadits ini juga mengajarkan saya untuk senantiasa menggantungkan harapan dan pertolongan hanya pada Allah. Tidak ada selain Dia.

Semoga…semoga…saya berharap saya bisa menerapkan pesan-pesan Rasulullah saw. tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin…bagaimana dengan Anda? I hope so..

Sisa Ruang Harapan

Tuhan, dalam keramaian ini, aku merindukanMu

rindu untuk menekuri ayat-ayatMu

rindu untuk berkali-kali mengalirkan kata cinta padaMu

 

Tuhan, dalam sepi ini, aku juga menginginkanMu

ingin Kau senantiasa mengisi kekosongan dalam hampa jiwaku

ingin agar Kau senantiasa memelukku erat

 

Tuhan, dalam galau ini, aku sangat menantiMu

hadir menghapus resah yang berbasah-basah

hadir menjadi labuhan pengharapanku

 

Tuhan, lama, tanpa kusadari langkahku perlahan menjauhiMu

ternyata bukan keriangan tak berkesudahan yang kudapat

tapi kecewa tak berujung yang menimbulkan penyesalan

 

Aku harap selalu masih ada ruang tersisa di sisiMu bagiku

agar tak patah arang jiwa ini

sebab tau selalu ada kasih sayang dan ampunanMu

 

Tuhan, selalu selalu dan selalu kata ini yang akan kuucapkan setelah perjalanan panjang banjir peluh dan air mata

Aku ingin kembali

Terimalah…

Amiin

 

 

 

To Dance With My Father Again

Back when I was a child
Before life removed all the innocence
My father would lift me high and dance with my mother and me and then
Spin me around ‘til I fell asleep
Then up the stairs he would carry me
And I knew for sure I was loved

If I could get another chance, another walk, another dance with him
I’d play a song that would never ever end
How I’d love, love, love
To dance with my father again

When I and my mother would disagree
To get my way I would run from her to him
He’d make me laugh just to comfort me, yeah yeah..
Then finally make me do just what my moma said
Later that night when i want to sleep
He left a dollar under my sheet
Never dreamed that he would be gone from me

If i could steal one final glance, one final step, one final dance with him
I’d play a song that would never ever end
‘Cause I’d love, love, love, love
To dance with my father again

Sometimes I’d listen outside her door
And I’d hear how mama cried for him
I pray for her even more than me
I pray for her even more than me

I know I’m praying for much too much
But could You send back the only man she loved
I know you don’t do it usually
But dear Lord she’s dying
To dance with my father again
Every night I fall asleep and this is all I ever dream

by Celine Dion

This song makes me remember the man in my life, Bapak. This song makes me cry.

I really miss him. The message in this lyric has a similarity with my story with him. Some days before he left me forever, I had danced with him for the first and the last time. Bapak. I’ll always pray for you. Hope Allah SWT will give us a chance to meet again in the most beautiful place ever had. aamiin

Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim

Izinkan saya mengutip kalimat-kalimat dalam buku “Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim” karangannya Salim A.Fillah berikut:

“Menjadi muslim adalah menjadi kain putih. Lalu Allah mencelupnya menjadi warna ketegasan, kesejukan, keceriaan, dan cinta; rahmat bagi semesta alam. Aku jadi rindu pada pelangi itu, pelangi yang memancarkan celupan warna Ilahi. Telah tiba saatnya, derai berkilau Islam tak lagi terpisahkan dari pendar menawan seorang muslim. Dan saksikan, bahwa aku seorang muslim.”

Hmm…ketika membaca judul buku milik seorang teman yang tergeletak di atas kasurnya (“Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim”), saya jadi teringat kala pertama kali memulai periode hidup di kampus orang-orang clever. Waktu itu kami disambut dengan acara OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa) yang bertajuk Dari ITB untuk Bangsa. Mengesampingkan kisah-kisah mahasiswa tingkat I yang diperkenalkan dengan dunia kemahasiswaan dan kebangsaan pertama kali, perhatian saya justru diseret ke bangunan ibadah yang berdiri tepat di depan kampus orang-orang clever ini, ialah Masjid Salman ITB yang sejuk dan berlantai kayu. Dari masjid inilah diteriakkan suara-suara “Isyhadu bi ana muslimum” berulang-ulang pada mahasiswa-mahasiswa baru angkatan 2004. Sungguh, kata-kata itu menghentak-hentak hati dan merebut perhatian jiwa muda saya yang cinta kebangsaan.

“Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim”, kata-kata itu menyaring ulang definisi konsep kecintaan saya pada bangsa dan tanah air. Saya yang begitu nasionalis pada awalnya, namun bingung. Dengan konsep apa akan saya bangun bangsa ini? Masih tertatih-tatih…dan suara itu menggelegar, menusuk sisi jiwa saya yang terdalam, membangunkan alam sadar keimanan saya, dan meyakinkannya.

Suara itu mengubah pola pikir saya. Semuanya tentang Islam, Indonesia, Rakyat, dan terlebih lagi kaitannya dengan Dia. Hingga kini, saya bangga dengan bangunan jadi yang telah terpondasi kuat dalam pikiran ini.

“Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim. Aku bangga karenanya dan akan berjuang untuknya.”

Terima kasih karena sudah mengingatkan kembali.

“Mm, maaf…S1 atau S2, ya?”

Kisah seperti yang akan saya ceritakan ini mungkin pernah dialami oleh beberapa di antara kita. Kisah yang menggelikan sekaligus memalukan, menurut saya. Saya sendiri tidak tahu penyebabnya apa? Karena Si Penanya yang terlampau yakin dengan persepsi awalnya atau karena Yang ditanya yang penampilannya terlihat awet muda. Entahlah…

Saya jadi teringat pengalaman yang saya alami ketika suatu saat salah seorang Mbak Kos saya yang pagi itu baru saja tiba dari liburan di kampungnya menceritakan kejadian yang ia alami ketika dalam perjalanan menuju Bandung.

“Aku males banget, dek dengerin orang itu. Mana aku lagi flu.” Mbak Kos yang merupakan mahasiswa S2 Elektro angkatan 2007 itu mulai bercerita tak lama setelah tiba di kosan dan dikunjungi oleh saya dan seorang teman.

“Emang kenapa, Mbak?” tanyaku.

“Ya itu…ada anak Elektro angkatan 2005, S1. Nanya-nanya ke aku. Maksudnya baik sih, ramah. Dia kan nanya, angkatan berapa? Ya, aku jawab 2007. Aku bener kan, dek? Aku memang angkatan 2007. Eh, dia kira aku anak S1. Terus ya, gayanya itu…sok lebih dewasa dari aku. Belum tahu dia…hehehe…padahal aku lebih tua dari dia.”

“Oya, Mbak?” tanya temanku.

Kontan saya tertawa geli mendengarnya. Jadi ingat apa yang saya alami beberapa tahun yang lalu. Saat itu, saya masih duduk di tingkat tiga. Suatu kali, saat ada Pasar Jumat di depan Masjid Salman, saya bertemu seorang cewek yang mengenakan jaket LDK jurusan saya. Saya merasa tidak mengenalnya. Jadi, saya pikir dia pasti mahasiswa baru angkatan sekitar dua tahun di bawah saya. Oya, jaket itu harusnya hanya dimiliki oleh mahasiswa muslim S1 Teknik Industri. Makanya, sekonyong-konyong saya menyimpulkan bahwa cewek itu pastilah adik tingkat saya.

Saat itu, kami berdua lagi sibuk memilih-milih kaos kaki di Pasar Jumat. Lumayan harga kaos kaki di sana memang murah dan kualitasnya cukup baik.

Karena merasa satu jurusan dan satu LDK, saya memberanikan diri mulai menanyainya.

“Angkatan baru, ya?”

“Oh…iya.” Jawabnya ringan.

“Wah, adik tingkat saya donk.” Ucap saya sok tahu.

“Hah?…Oooh, saya mahasiswa S2.” GUBRAK! Untung saja dia langsung mengatakan yang sebenarnya. Kalau tidak, mungkin kejadian memalukan tersebut akan berlangsung cukup lama.

“Ooh…maaf, Teh. Saya nggak tahu. Saya kira mahasiswa S1 yang baru. Habis, wajahnya awet muda sekali.” buru-buru saya mengoreksi kesoktahuan saya tadi. Hihihi….habisnya, penampilan si Mbak S2 tadi benar-benar tidak menggambarkan sosok yang sudah dewasa. Sangat sederhana, lugu, dan cenderung polos. Mana saya tahu.

“Lho, kalau gitu, dapat jaket MITI dari mana, Teh?” Saya merasa penting meyakinkan Si Mbak S2 itu bahwa saya salah duga karena kesalahan dia juga. Hahaha…

“Oh, ini saya beli beberapa waktu yang lalu dari anak S1. Soalnya, saya suka.” Jawabnya.

“Ooh, begitu…”

Yah, paling tidak hari ini saya dapat kenalan baru. Meskipun, agak malu-maluin. Akhirnya, saya berjanji dalam hati. Suatu saat kalau saya berkenalan dengan mahasiswa baru lagi, saya tidak boleh lupa bertanya, “Mm, maaf…S1 atau S2, ya?” hehehe…

Cinta Buta yang Saiko…

Saya baru saja mengalami hal yang mengesalkan sekaligus memalukan. Persoalannya sangat sepele sebenarnya. Jadi begini, malam itu tanggal 24 Juni 2008 pukul 22.30 saya menerima sms dari seorang sahabat. SMS tersebut berisi undangan pernikahan antara sahabat saya yang mengirim sms dengan seorang teman yang saya kenal pula di kampus.

Yang membuat surprised adalah karena menurut saya mereka benar-benar pasangan tidak terduga (tidak terduga karena saya tidak pernah mendengar kabar apa pun tentang mereka…hihi). Oleh karena itu, saya hendak meyakinkan isi sms tersebut kepada sahabat saya yang lain yang lebih dekat hubungannya, baik dengan sahabat saya yang meng-sms atau pun calon suaminya. Sayang, nomornya tidak dapat dihubungi. Akhirnya,saya coba untuk menghubungi sahabat saya yang lain lagi, katakan namanya Ina. Oya, waktu itu saya menelpon sahabat-sahabat saya menggunakan nomor hape ibu saya sebab nomor saya sedang kehabisan pulsa. Sungguh tidak beruntung, Ina yang saya hubungi tersebut juga tidak mengangkat panggilan saya. Hmmm….ya sudah..akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi sahabat saya yang lainnya lagi. Daaan…alhamdulillah berhasil.

Akhirnya, saya pun asyik membahas berita pernikahan tersebut. Tidak lama, saya pun menyudahi obrolan kami ditelepon. Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk. Hmm…awalnya saya bingung. Siapa ya…soalnya dia yang balik nanya. “Ini siapa ??” Eh…?? Kan saya jadi bingung secara saya tidak mengenal nomornya. Yang menelepon itu laki-laki lagi. Hmmm….karena saya khawatir itu ulah cowok iseng, akhirnya telepon saya serahkan ke adik saya. Alhasil…adik saya juga ikut bingung sampai akhirnya si cowok yang menelepon tadi bilang…”Kamu tadi menelepon ke nomor 085624xxxxxx kan?? Eh…?? “Oooh…itu sih nomornya Ina…”kata saya ke adik.

“Bilang saja ke dia. Itu reni tadi yang telepon.”

Lalu adik saya menjelaskan “Yang tadi menelepon Mbak saya, Reni temannya Mbak Ina. Saya adiknya.” Dan kemudian orang itu pun menutup teleponnya.

Hmm…dan saya pikir selesai sudah masalahnya. Saya kemudian menelepon Ina untuk mengkonfirmasi bahwa tadi yang menelepon adalah saya. Saya juga menjelaskan maksud saya menelepon. Daaan…lagi-lagi saya berpikir…selesai sudah masalahnya.

Ternyata saya SALAH. Ternyata cowok yang tadi menelepon itu adalah pacarnya Ina. Daaan…ternyata dia sangat SAIKOOO….PLUS GILAAAA….Hiiiiii….Sumpah …saya ngeri banget. Padahal saya dan adik saya sudah mengkonfirmasi bahwa yang menelepon Ina itu saya. Dan telepon itu juga bukan dalam rangka membicarakan perkara yang ada hubungannya dengan hubungan mereka berdua. Tapi si cowok SAIKO itu terus meng-sms dengan isi yang sifatnya mengancam. Dalam sms nya dia mengatakan bahwa dia adalah suami Ina dan agar kami jangan pernah berani mengganggu istrinya. Haaa?? Sejak kapan Ina menikah?? Benar-benar miring tuh cowok. Tapi sms nya sendiri juga tidak konsisten. Tak lama dia mengirim sms lagi dengan kata-kata “Jangan ganggu hubungan gw dengan Ina. Kami udah akan married!!” Heeee …?? Dapatkah Anda melihat ketidakkonsistenan kata-katanya?? Yang sudah pasti menunjukkan bahwa orang yang mengirimnya adalah GILA, MIRING, SAIKO, dan DEPRESI.

Dan dalam beberapa sms nya dia mengancam dan menghina adik saya. Yah…tentu saja adik saya yang memang mudah terbakar emosinya tersebut kontan naik darah. Dia kemudian menelepon si cowok SAIKO tersebut. Oya, perlu diketahui, sebelumnya saya dan adik saya tidak tahu kalau cowok itu SAIKO plus GILA loooh…Awalnya kami mengira si cowok miring itu masih salah paham dengan telepon saya malam itu pada Ina.

Nah, jadi ….akhirnya adik saya yang memang sudah terbakar emosinya tersebut kemudian menanyakan apa maksud cowok SAIKO itu dan menjelaskan bahwa dia tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ina dan si SAIKO itu. Ya iyalah….memang tidak ada hubungannya. Benar-benar SAIKO kan?? Eh, si cowok SAIKO itu malah menyebut adik saya…maaf…BAJINGAN! Yah…siapa yang tidak emosi. Wong…ngomong baik-baik kok malah disebut BAJINGAN. Akhirnya…keluarlah kata-kata kasar dari mulut adik saya. DASAR BANCI LO…Kenapa dia sebut banci ?? Karena menurut adik saya gaya bicara cowok saiko itu benar-benar ‘lembut’ sekali…Hahaha…Pakai Kamu- Aku lagi….

Oya, perlu diketahui…di daerah saya, Lampung…agak tidak wajar kalau cowok menyebut dirinya aku di hadapan cowok lain…hihihih…kesannya lemah gitu…Biasanya cowok2 di daerah kami akan saling menyebut diri GUA dan ELO jika baru kenal dan dalam situasi tegang seperti itu. Kata-kata kamu aku dalam pergaulan, biasanya dipakai oleh pasangan cowok-cewek yang lagi kasmaran. Wong…antar sesama cewek aja bisa diketawain kalau menyebut diri menggunakan kata-kata aku-kamu…hahaha.

Tapi entah mengapa …untuk sebutan DASAR BANCI tadi, saya setuju 100% dengan adik saya. Memang BANCI dia….Dan ternyata perseteruan masih berlanjut juga…Huh…capek deh…

Tokorode, saya jadi malas untuk mengetikkan cerita ini. Bikin panas hati. Ya sudahlah…pesan saya buat teman-teman…kalau cari pacar, carilah yang baik. Yang saleh dan terbukti WARAS!! Karena tidak cuma Anda yang akan dibuat repot, orang-orang di sekitar Anda pun jadi ikut merasa tidak nyaman juga. Yah…contohnya kejadian yang saya alami ini.

Tapi kalau boleh saran, sebaiknya tidak usah pacaran lah… Allah SWT sudah menunjukkan cara yang sangat mulia dalam mencari pasangan hidup melalui sunnah-sunnah Rasul-Nya. Caranya gimana?? Yah…cari tau atuh…masa untuk urusan begitu mesti disuapin juga. Hahahaha…

Oya…malam itu saya memanjatkan doa pada Allah

Ya Allah… berikanlah saya seorang suami yang saleh dan terbukti WARAS (hii…kan ngeri kalo kasusnya kaya’ kisah di atas…:p). Yang mencintai-Mu di atas segala cinta sehingga cintanya padaku bukan cinta buta yang SAIKO. Amiin.

Hehehe….

Tergila-gila pada Dorama Jepang

Kenapa ya? Kok saya bisa tergila-gila sama dorama Jepang.

Mungkin memang benar, tidak semua cerita dari dorama jepang itu bagus dan bermutu. Mungkin juga yang saya sukai adalah dorama-dorama jepang dengan jalan cerita tertentu. Jalan cerita yang berasal dari kehidupan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, kisah yang memberi pesan, nasihat, dan pembelajaran.

Tapi sungguh, sejak jatuh cinta pertama kali dengan sinetron asal jepang ini, saya tidak dapat lagi berpaling hati. Tumpah ruah, jadi satu dalam dorama jepang. Hahaha…berlebihan sekali. Tapi itulah kenyataan.

Saya tidak berminat melirik film-film asal negara selain Jepang. Rasanya sudah harga mati. Could it be changed? Entahlah…mungkin saja bukan?

Semakin sering saya menonton sinetron jepang, semakin besar hasrat saya untuk segera melancong ke negeri sakura tersebut. Tapi kapan ya?? One day, I will Insya Allah. Amiin.

Saya jadi ingin membuktikan semua adegan dalam dorama (yg baik-baik tentunya…hehehe) dalam kehidupan nyata di masyarakat Jepang. Sungguh…I really want to go there. Atashi wa Nihon o ikimasu….Amiin.